Thursday, October 23, 2014

Chef Joan Monfaredi at C's Steak & Seafood Restaurant

Senin yang lalu saya diundang oleh Hyatt untuk bertemu dengan chef Joan Monfaredi, chef tamu mereka yang berasal dari Kanada. Chef Joan yang bekerja sebagai Executive Chef di Park Hyatt Toronto ini merupakan salah satu rising star dalam industry hospitality. Lebih dari 28 tahun memiliki pengalaman dalam bidang kuliner dan masak memasak, kali ini chef Joan Monfaredi berkolaborasi bersama Chef Rolf Knecht dari Grand Hyatt Jakarta menunjukkan keahliannya dalam mengolah aneka bahan organik berkualitas menjadi menu lezat di Grand Hyatt Jakarta, mulai dari tanggal 20 – 24 Oktober 2014.


 
Complimentary Bread
 
 

Lamb Ravioli
Celery & fennel Emulsion, Arthicoke tossed in fresh lemon & olive oil, celery leaf, red wine jus



Ravioli ini berisi suwiran daging domba yang telah dibumbui & dimasak sebelumnya. Hidangan ini berpadu apik dengan saus bertekstur creamy dari seledri dan adas. Arthicoke yang jarang ada di Indonesia ini juga terasa renyah dan segar.
 
 
Grilled Nova Scotia Seafood Salad
Nicoise style salad, Ox eye Daisy Capers, Red Wine Vinaigrette


Salad ini merupakan salah satu hidangan pembuka favorit saya dimana Chef Joan Monfaredi menggabungkan fillet salmon, scallop, lobster dan tiger prawn di dalam satu piring bersama dengan potongan dadu kentang, timun, tomat dan peterseli. Red Wine Vinaigrette dressingyang asam segar ini menaikkan citarasa salad. Brilliant dish!
 
 
Charcoal Grilled Alberta Beef Medallions
Grainy Mustard Red Wine Jus, Sour Cream Mash, Roasted Carrot and Parnsip Spears
 
 
Menu ini menggunakan AAA Alberta Beef Tenderloin yang terkenal akan kualitas premiumnya. Daging dari jenis ini sengaja dibawa langsung dari Canada untuk menjamin kelezatannya. Dibumbui dengan mustard dan red wine, steak ini terasa sangat lezat! Tekstur dagingnya sangat juicy, rasanya gurih dan cukup lembut.
Elemen sayuran organik yang menjadi pelengkapnya juga terasa manis dan tidak langu. Recommended!
 
 
Dessert Sampling of Maple Crème Brulee, Molten dark Chocolate Cake and Walnut Butter Tart
 
 

Mengambil fotonya saja sudah merupakan cobaan berat bagi saya. Dessertnya terlihat sangat tempting! Rasanya ingin cepat-cepat mencoba (dan menghabiskannya). Benar saja, Crème Bruleenya salah satu yang terenak yang pernah saya coba, it has a perfect balance between creamy and sweetness. Molten dark Chocolatenya juga tidak kalah mantap, lelehan lava coklat mengalir keluar begitu dibelah, berpadu pas dengan es krim vanila.
Walnut Butter Tart juga wajib dicoba. Sebagai penggemar walnut, saya tentu saja menyukai dessert yang satu ini karena taburan walnutnya yang generous, fillingnya lembut dengan kulit pastry yang buttery. Yummyyy!
 
 
 
Aneka olahan tangan dingin Chef Joan Monfaredi ini dapat dinikmati hanya sampai tanggal 24 Oktober 2014. 
Be sure to try, you just don’t want to miss it. 





C'S STEAK & SEAFOOD RESTAURANT
Hours:
Lunch – 12:00 pm to 3:00 pm daily
Dinner – 6:00 pm to 10:30 pm daily
 
4th Floor Grand Hyatt Jakarta
Jl. M.H. Thamrin Kav.28-30 
Jakarta 10350

Friday, October 17, 2014

BART - Bar At The Roof Top

Minggu lalu saya bersama beberapa foodies diundang untuk menginap di Artotel Thamrin. Saat itu kami juga mendapat kesempatan untuk datang ke BART sebelum opening di tanggal 17 Oktober kemarin. BART merupakan kepanjangan dari Bar At The Roof Top yang terletak di lantai paling atas dari Artotel. 


Nuansanya didominasi oleh elemen kayu dan warna hitam putih yang klasik sekaligus elegan. Barnya terletak memanjang di salah satu sisi BART. Sedangkan hampir di setiap pinggirnya terisi kursi-kursi yang menyuguhkan spot terbaik untuk menikmati suasana Jakarta pada malam hari. Bagi yang datang untuk hang out, BART juga menyediakan beberapa sofa empuk yang nyaman.






Sore itu saya datang untuk mengikuti Bartender Class yang dipandu oleh salah satu Mixologist BART. Salah satu signature cocktail BART yaitu Spicy Rita yang terdiri dari campuran lime juice, Tequila, Cointreau, dan pineapple juice, tidak lupa dengan perasan jeruk nipis bertabur blackpepper yang telah ditorch sebentar.  Rasanya cukup light dan tentu saja segar. Cocok sekali untuk menemani obrolan seraya menunggu terbenamnya matahari.











Setelah itu, saya menikmati high tea ala Artotel dengan berbagai cake dan canape yang telah disediakan. Favorit saya adalah Slidersnya yang sangat tasty dengan patty yang juicy serta chocolate cake yang lembut. Untuk minumannya, Artotel menyuguhkan beberapa varian kopi dari Nescafe, juga Green tea Latte yang semuanya dibuat menggunakan Nescafe Gusto. Saya suka dengan Green Tea Lattenya!








Setelah itu, bersama dengan foodies lainnya, saya mengikuti Drawing Class dimana saya harus membuat lukisan abstrak yang hasilnya jangan ditanya. Hahahaa..Saya tidak punya bakat seni sama sekali, dan itulah yang kurang lebih terlihat di kanvas saya sore itu. 
It was super fun evening! I miss that moment already... :D



Anyway, congratulations for the opening of BART Bar At The Roof Top Artotel! Best of luck in the future!




BART Bar At The Roof Top
7th floor, Artotel
Jl. Sunda No.3 Jakarta Indonesia
(021) 3192 5888






Wednesday, October 15, 2014

Smoke It Up at Potato Head Jakarta

Pada bulan Oktober ini, Potato Head meluncurkan menu promosinya yang bertajuk Smoke It Up. Dari namanya saja sudah bisa ditebak kalau kali ini Potato Head menyajikan beberapa menu American comfort food, khususnya barbecue. Smoke It Up promotions kali ini menggandeng duo talented chef yaitu Justin Mu & Zachary Nice dari “Up in Smoke Barbecue” untuk menyuguhkan menu-menu andalan terbaiknya.






 
 


Potato Head sendiri bukan merupakan restoran baru di Jakarta. As one of the most hippiest place in Jakarta, Potato Head terkenal dengan penataannya yang cozy, restoran berlantai 2 ini menawarkan ambiance yang cukup unik. Dining areanya terbagia menjadi 2, outdoor dan indoor dengan kapasitas yang hampir sama luasnya. Bagian dalam didominasi oleh unsur kayu dan logam bergaya industrial design yang vintage. Bar yang cukup besar terdapat di lantai satu dengan salah satu dinding yang dipenuhi oleh mural yang unik.
 
COCKTAIL
 
Red Alley (120K)


Campuran Jim beam White Whiskey, apricot liqueur, fresh lime juice, syrup dan putih telur ini cukup unik. Terutama egg white partnya yang ternyata tidak memberikan twist rasa unik pada minuman ini. Cokctail ini cukup ringan dengan rasa manis yang samar.
 
Bourbon Darjeeling Martini (120K)


Untuk cocktail ini terbuat dari campuran Jim Beam White Bourbon Whiskey, lemon fresh juice, refreshing black tea and brown sugar. Rasa alkoholnya agak kuat dan cenderung asam.
 
 
Socialite (120K)



I’m not a cocktail person, but I like this one. Paduan Jum beam White Bourbon Whiskey, fresh lemon pieces dengan vanilla icing sugar ini terasa ringan dengan semburat asam dari lemon segar.
 
 
STARTERS
 
Chicken Soup Noodle (90K)


Sebagai hidangan pembuka, sup ini patut dicoba. Sup kaldu ayam dengan potongan aneka sayur organik, pasta dan potongan barrel-smoked chicken ini sungguh lezat. Selain karena supnya gurih, aroma smokey dari potongan ayam menambah citarasa dari sup ini. Belum lagi paduan crostini renyah dengan keju yang melimpah. Yummeh!
 
 
Pulled Pork Sliders (115K) – non halal



Two slider-sized sandwiches with slow cooked pork shoulder, dressed in a Georgia style; tomato sauce with coleslaw and served with house fries.
 
 
MAINS
 
Smoked Chicken (165K)


Setengah ekor ayam yang berukuran besar ini disajikan dengan sayuran dan saus putih ala Alabama. Lapisan kulitnya terasa super gurih dengan lapisan daging yang empuk dan juicy hingga ke bagian dalam.
Untuk melengkapinya, Smoked chicken ini disajikan dengan white sauce BBQ ala Alabama yang terbuat dari campuran mayo, Dijon dan lemon juice sehingga terasa super tangy. Tujuannya adalah untuk lebih mengeluarkan rasa dan aroma dari barbecue tersebut.
 

Beef Brisket (320K)



Brisket merupakan bagian dari sapi yang tidak terlalu empuk, namun justru itulah alasan chef Justin dan Zachari menggunakannya untuk menu andalan dari Smoke It Up ini. Brisket digunakan sehingga pengunjung dapat merasakan lembutnya daging brisket yang telah diolah dengan teknik slow smoked selama 14 jam dengan bumbu BBQ ala Texas yang sangat khas. Coleslaw dan potato wedges menjadi pelengkap main course yang satu ini. 


Irisan dagingnya terasa sangat empuk dengan aroma smokey yang memikat. Terdapat sedikit lemak di bagian pinggirnya yang memberikan sensasi melt-in-your-mouth. Super tasty, love it!!
 
SIDE DISH
 
German Minnesota Potato Salad (35K)
 
Potato salad yang terinspirasi dari resep legendaris Jerman ini juga lezat. Saya suka rasa creamynya yang sedikit asam karena paduan homemade dill pickles.
 
Barbecue Beans (50K) – non halal
 
Hearty beans that are slow cooked for 8 hours, use homemade barbecue sauce as a base and include brisket and also pulled pork.
 
 
Overall, Chef Justin dan Zachary berhasil menyuguhkan rasa asli barbecue Amerika di Potato Head karena semua hidangan di atas terasa cukup lezat, terutama Beef Brisket dan Chicken Soupnya. Semua menu di atas merupakan menu seasonal Potato Head Pacific Place yang hanya akan ada selama bulan Oktober saja.
 
 
 
 
POTATO HEAD JAKARTA
Pacific Place G51A
Jl. Jendral Sudirman Kav. 52-53 Jakarta
(021) 5797 3322

Sunday, October 12, 2014

[Hotel Review] : Pullman Legian Nirwana Resort (1)

Liburan ke Bali ini kali ini terasa berbeda bagi saya. Selain karena orang tua saya yang kembali pindah ke Bali (say yay to that!), saya juga menghabiskan sebagian besar waktu saya untuk menikmati Bali dari Pullman Legian Nirwana Resort. Jika biasanya liburan ke Bali saya dihabiskan untuk restaurant & café hopping, kali ini short trip saya lebih santai dan relaks. Terlebih lagi, Hans dari Eatandtreats juga datang di waktu yang hampir bersamaan. Nothing beats a holiday in Bali with your bestie, right?





Pullman Legian Hotel terletak di depan Pantai Kuta, salah satu pantai yang menjadi ikon Bali sejak dulu. Meskipun letaknya di ujung jalan, namun lokasinya masih terbilang strategis. Pantai Kuta yang menjadi objek wisata ini hanya berjarak langkahan kaki dari pintu masuk hotel, begitu pula dengan tempat-tempat lain seperti legian street, hard rock, bahkan Beachwalk Mall yang menjadi salah satu pusat perbelanjaan hits di bali belakangan ini.


Saya datang pada pukul 3 sore, disambut dengan sapaan hangat dari porter dan reception dari Pullman. Saya memang tidak menggunakan jasa airport transfer yang disediakan karena saya berangkat dari rumah orang tua di Denpasar. Lobby Pullman merupakan open space lobby yang memanfaatkan hembusan angin pantai untuk menyejukkan ruangan.  


 

Pullman memiliki 3 tower yang masing-masing towernya terdiri dari 5 lantai. Towernya dibangun memutar dengan bentuk menyerupai bunga frangipani jika dilihat dari atas.





Saya menempati kamar grand deluxe dengan park view (sayang sekali, beach viewnya sedang fully booked saat itu) yang terletak di tower 1 lantai 3. Kamarnya cukup luas dengan sentuhan desain modern. Sebuah tempat tidur terletak di tengah ruangan, sebuah meja di salah satu sudutnya dan sebuah sofa kecil di sudut lainnya. 


This Photo using free Poppylove curve from Eatandtreats. Love the tone!



 

Kamar mandinya menyerupai lorong kecil di balik tempat tidur. Dalam area kamar mandi terdapat dua lemari baju, wastafel, bathup, shower room dan toilet yang terpisah. 

Yang unik adalah ternyata Pullman Legian Hotel menyediakan beberapa peralatan olahraga yang dapat dipakai seperti barbel dan yoga mat. 
Bahkan Pullman juga dengan cuma-cuma, meminjamkan sebuah tas pantai cantik yang dapat digunakan selama tinggal di Pullman. Jika tertarik untuk membawa pulang, maka pengunjung dapat membelinya dengan harga 360K.




A life saver!



Setelah beristirahat sejenak di dalam kamar, saya pun segera menuju Infinity Pool Pullman yang kebetulan terletak satu lantai dengan kamar saya. Sinar matahari masih cukup terik ketika saya tiba. Namun, area kolam sudah mulai ramai. Sebagian besar berjemur santai, sebagian lainnya berenang sambil menikmati detik-detik terbenamnya matahari. Menikmati golden sunset dari Infinity Pool Pullman menjadi salah satu momen favorit saya pada hari itu!





Malam harinya, saya turun ke Sembilan Restaurant, salah satu restoran Pullman yang menyediakan menu all you can eat berbeda di setiap harinya. Sembilan Restaurant pada malam itu menyuguhkan dinner dengan tema 100 Miles Nasi Campur. 
Rupanya nama 100 miles ini digunakan karena Sembilan bekerja sama dengan para petani lokal untuk menyajikan aneka sayuran-sayuran organik yang segar dari Senganan yang berjarak 100 miles. Setiap dua kali seminggu, petani lokal akan datang dan membawa langsung hasil kebunnya. Berbagai sayuran segar itulah yang digunakan pada setiap masakan di Sembilan.

 

100 Miles Nasi Campur

 

 

 


Menu buffet Nasi Campur ini terdiri dari pilihan nasi (putih/merah), ayam betutu serta sayur urap Bali dengan irisan telur bumbu Bali. Tidak ketinggalan pula sate lilit sebagai pelengkapnya. Di samping itu juga terdapat grill station dimana pengunjung bisa memilih dan meminta chef untuk memasak aneka sate yang dapat diambil sesuka hati.

 



Appetizer : Ayam (chicken) pelalah on Crispy Noodles, be Sampi Mesisit (beef), Rujak Buah Base Gula Manis, Lawar Kacang Be Siap (long bean), Tuna with Sambal Matah




Soup : Ares Bebek




Grill Station : sate ayam, sate sapi, sate udang, sate lilit dan sate ikan, all served with lontong, plecing kangkung, sambal and bumbu kacang.



Dessert : Kelepon Tabanan, Clorot, Dadar Gulung, Pisang Rae, puding sari kelapa



Menu nasi campur Sembilan patut diacungi jempol. Terutama ayam betutunya yang kaya akan bumbu dan sangat empuk. Bumbu basa genep yang digunakan benar-benar meresap ke hingga ke bagian dalam. Dagingnya sangat empuk dan juicy. Sate lilitnya juga tidak kalah lezat. sedikit rasa pedas yang terjejak di antara gurih menambah kenikmatan bersantap.

 
Aneka sate dari grill station juga sempat saya cicipi. Sate lilit, sate ikan dan sate ayam menjadi favorit saya malam itu. Sengaja saya tidak menggunakan bumbu kacang, melainkan memakannya dengan aneka sambal sebagai dippingnya. Pada malam itu, setidaknya 4 macam sambal dapat dinikmati yakni sambal matah, sambal gadang, sambal bongkot dan sambal merah. Sambal hijau khas Bali yang warnanya mirip guacamole ini sangat saya suka! Cocok sekali untuk penggemar pedas karena rasa pedasnya yang kuat. Recommended!

 

Tidak lama setelah puas menikmati suguhan buffet dinner dari Sembilan, saya pun kembali berkeliling sebelum kembali ke kamar. Pullman Legian Hotel rupanya terlihat lebih cantik lagi di malam harinya. Sorotan lampu menambah kesan romantis pada setiap sudut-sudut hotel. Malam itu saya habiskan untuk bersantai di tepi Infinity Pool yang buka hingga malam sambil mendengarkan deru ombak laut yang menenangkan.

 





(continue to Pullman Legian – Day 2)